Selamat berjumpa kembali di blog sayaaaa..
Blog ini sudah mati suri 8 tahun lamanya! Woww.. banyak sekali yaa momen2 yang saya lewatkan dengan tidak share di blog. Waktu pertama saya buka blog ini setelah mati surinya, saya kaget ternyata saya pernah nuliiiis! Hahaa, sudah delapan tahun berarti saya tidak posting tulisan di blog ini. Kesibukan saya di dunia nyata udah membuat blog ini terkubur sekian lama.
Lalu saya ceki2 halaman demi halaman dan saya menemukan beberapa catatan yang belum dipublish alias masih tersimpan dalam draft. Salah satunya adalah tulisan di bawah ini, yang ternyata menghuni draft saya sejak tujuh tahun lalu. Karena dibuang sayang, saya post kan disini. Ohya, tulisan saya di bawah ini adalah curhatan saya setelah saya melahirkan Fia, tahun 2011.
====================================================================
Alhamdulillah…
Pada tgl 31 Maret bayi pertama saya lahir ke dunia ini melalui proses kelahiran normal dengan berat 2,5 kilogram. Mungil ya? hehe.. Walaupun mungil, alhamdulillah bayi kami sehat dan lahir dengan fisik yang lengkap. Saya merasa takjub dengan pengalaman melahirkan. Sejak Aghnisya Shofia Khaira Setyabudi lahir, saya ditampuk tanggung jawab baru sebagai ibu yang diberi amanah oleh Allah untuk menjaga, mendidik dan membesarkan Fia (demikian biasa kami memanggilnya) hingga akhir hayat kami.
Fia adalah keajaiban. Masa hamil yang saya lewati penuh dengan warna warni. Saya tidak menikmati kehamilan Fia (sensitif tingkat tinggi, mudah lelah, mudah marah, malas, pengen makan yang mahal2, sebal sama suami, dll). Dan sekaligus saya diberi rejeki tak terkira oleh Allah dimana saya lulus tes cpns mensos. Maka dari itu saya menyebut Fia adalah keajaiban. Fia lahir dengan sempurna. Saya awalnya takut sekali apa yang saya rasakan akan berdampak pada Fia. Semoga itu tidak terjadi. Semoga Fia sehat jasmani, rohani dan kondisi fisik mentalnya prima.
Melewati masa kelahiran, saya harus bed rest 2 minggu karena luka di mrs.V saya. Terdapat luka infeksi dan lecet sehingga saat melakukan BAB dan BAK rasanya sakit luar biasa. Saking sakitnya saya bisa super senewen sampe menangis di kamar mandi karena ga kuat nahan sakit. Penyebabnya, saat melahirkan fia, jalur V saya tidak digunting oleh bidan, sehingga menyebabkan dinding vagina saya lecet, yang akhirnya menyebabkan infeksi.
Saat setelah melahirkan, ASI saya tidak keluar. Hal tersebut membuat saya sangat stres. Di satu sisi saya ingin memberikan asi eksklusif untuk fia, tapi di sisi lain saya belum bisa mengeluarkan asi. Syukurlah problem tersebut teratasi dengan memberikan fia susu formula, walaupun dalam hati saya bilang “NOOO!!” rasanya ga tega memberikan fia kecil saya susu formula. Alhamdulillah di hari ke lima pasca melahirkan, asi saya keluar dan fia bisa menyusui. Rasanya bahagiaaa banget, walaupun rasanya payudara saya sakiiiit banget.
Dukungan keluarga dan suami sangat membantu saya memulihkan kondisi itu. Namun dukungan suami minim saya dapatkan karena suami harus segera kembali bekerja di Jakarta, saya sendiri tertahan di kampung untuk persalinan dan ijin melahirkan. Hal itu kadang membuat saya kangen akan kehadiran suami. Apalagi kalo suami telpon bawaannya sebel banget! Adaa aja yang ga kebeneran. Saya maunya A dia maunya B. Lalu perasaan sedih bercampur haru dan merana melanda. Setiap malam saya menangis memandangi fia. Saya terbayang bagaimana kami di jakarta nanti. Sangat repot karena kami masih mengontrak, suasana sibuk, cuaca panas, ga bisa pasang AC karena daya listrik rumah kami terbatas, rumah sempit dll..
Berbagai mitos dan anggapan yang ga realistis sering sekali saya dengar berkaitan dengan perawatan bayi. Misalnya, supaya ga diganggu setan, di bawah bantal bayi harus diberi gunting (whuaa! takut sekali ngeriii ngebayangin bantal buat fia tidur diberi gunting), lalu karena bayi sering cegukan, maka diberikan sobekan popok yg ditaruh di jidat supaya cegukannya berhenti (waduh! ga masuk akal! padahal cegukan bayi akan hilang dengan sendirinya, paling cegukannya hanya 3menit, selain itu ya bisa abis popok fia kalo disobekin), trus ada lagi, jangan pake pampers karena bisa bikin kaki ngangkang (weww! dalil dari mana pula ini??), dan mitos2 lainnya.
Belakangan saya sadar, saya sedang mengalami sindrom BABY BLUES!!
======
Nah… Sampai disitulah curhatan saya hehee.. saya tidak tambah tulisan tsb sedikitpun untuk menjaga orisinalitas.
Laluuu apa yang terjadi setelah saya mengalami sindrom itu?
Banyak! Yang saya ingat hati dan hidup saya bagai roller coster. Allah memberikan ujian demi ujian untuk menguatkan mental saya sebagai ibu, tak perlu saya sebutkan masalah saya apa saja. Yang jelas membuat mental saya cukup down. Tapi itulah proses pendewasaan hidup. Allah memberi saya ujian tsb untuk saya mengalaminya karena Allah Tahu bahwa saya bisa melaluinya dengan baik. Dan kini, tahun 2018, di pertengahan bulan Oktober, saya masih terus berjuang untuk mendewasakan pola pikir dan kesabaran saya. Sweeemangaaatt!!
Filed under: Tidak Dikategorikan | Leave a comment »